Wednesday, October 5, 2016

Sejarah Kondom


Dari catatan sejarah kondom telah digunakan sejak beberapa ratus tahun lalu.
Sekitar tahun 1000 sebelum Masehi orang Mesir kunomenggunakan linen sebagai
 sarung penganan untuk mencegah penyakit.
Pada tahun 100 sampai tahun 200 Masehi bukti awal daripemakaian kondom diEropa datang dari lukisan berupa pemandangan gua di Combrelles, Prancis.
Tahun 1500-an untuk pertama kali dipublikasikan deskripsi dan pencobaan alat
mencegah penyakit berupa kondom di Italia. Ketika itu Gabrielle Fallopius
mengklaim menemukan sarung terbuat dari bahan linen dan itu diuji coba pada
1.100 lelaki sebagai kondom. Dari percobaan itu tak satu pun dari mereka
yang terinfeksi penyakit sifilis. Penemuan membuktikan bahwa kain linen itu
bermanfaat mencegah infeksi. Tetapi, di kemudian hari kondom dikenal sebagai
alat mencegah kehamilan. Itu diawali dari percobaan terhadap kain linen yang
dibasahi dengan cairan kimia tahun 1500-an. Ketika linen direndam dalam
cairan kimia kemudian dikeringkan dan dikenakan pria maka kain itu bisa
mematikan sperma.
Tahun 1700-an, kondom dibuat dari usus binatang. Perubahan bahan itu membuat
harga kondom menjadi lebih mahal dibanding dengan kondom dari bahan linen.
Ketika itu kondom dikenal sebagai 'baju baja melawan kesenangan dan jaring
laba-laba mencegah infeksi.' Kondom tipe itu dipakai secara berulang.

Tahun 1894, Goodyear dan Hancock mulai memproduksi kondom secara massal
terbuat dari karat yang divulkanisasi untuk membalikkan karet kasar ke
elastisitas yang kuat. Tahun 1861 untuk pertama kali kondom dipublikasikan
di Amerika Serikat di surat kabar The New York Times. Tahun 1880 kondom
dibuat dari lateks, tetapi pemakaiannya secara luas baru tahun 1930-an.

Tahun 1935 sebanyak 1.5 juta kondom diproduksi setiap hari di Amerika
Serikat.

Kemudian tahun 1980-an dan 1990-an pasaran kondom di Amerika Serikat
didominasi pabrik kondom setempat. Baru tahun 1987 kondom produksi Jepang
dengan merek Kimono memasuki pasar Amerika. Kondom tersebut lembut tipis dan
iklannya pun menekankankan bahwa kesenangan sama pentingnya dengan
pencegahan.

Tahun 1990-an muncul beragam jenis kondom dan juga untuk pertama kali
tersedia kondom polyurethane. Tahun 1993 produksi tahunan kondom lateks
mencapai 8,5juta miliar.

Sejarah Rokok


Mengenai asal-usul tembakau, masyarakat Indian Huron menerangkannya dengansebuah mitos. Syahdan saat bumi masih gundul, penghuninya di serang kelaparan. Roh Agung mengutus seorang perempuan untuk menolong manusia. Pada tanah yang disentuh tangan kanannya, tumbuhlah kentang. Bila tangan kiri yang menyentuh, tanaman jagung yang tumbuh. Begitu jagung dan kentang telah berlimpah, iapun duduk melepas lelah. Eh, saat ia bangkit, dari tanah tempat ia duduk melepas lelah. Eh, saat ia bangkit, dari tanah tempat ia duduk menyembul tanaman tembakau!

Demikianlah mereka hendak mengatakan, betapa lamanya tembakau dan manusia telah bersahabat. Memang, tahun 1 SM penduduk asli Amerika telah merokok, mengunyah, dan mencium daun tembakau. Bahkan di tahun 1 M, tembakau bisa ditemukan di hampir seluruh Amerika.

Diduga pula, istilah tobago – yang semula nama sejenis pipa rokok masyarakat Indian di Karibia – terpeleset menjadi tobacco atau temabakau dalam bahasa kita. Sedangkan sigaret bisa jadi berasaldari istilah Indian Maya sik’ar yang artinya merokok. Suku ini diketahui sudah merokok pada tahun 600 – 1.000. Ini berdasar peninggalan berupa bejana tanah liat dari sebelum abad XI di Uaxactun, Guatemala. Di permukaannya adalah gambar orang Indian Maya merokok lintingan daun tembakau.

Tembakau pun “keluar” dari benua Amerika saat 12oktober 1492 Cristobal Colon atau Columbus dan awaknya mendarat untuk pertama kali di pantai P. Watling, Amerika Tengah. Mengira dewa,menurut jurnal Columbus, “Penduduk asli Arawak mempersembahkan buah-buahan, tombak kayu dan sejenis daun kering yang berbau aneh. “Sekembali ke kapal mereka memakan buah-buahan tapi ... daun kering itu dibuang.

Namun, siapakah penemu roko? Namanya Rodrigo deJeres dan Luis de Torres. November 1492, di Kuba mereka melaporkan, penduduk asli membungkus tembakau kering dengan daun palem atau jagung, menyalakan salah satu ujungnya lalu mengisap asapnya. Jerez pun meniru. Mungkin dialah perokok pertamabukan asli Amerika. Kebiasaannya berlanjut pulang ke Spanyol. Malang, kepulan asap darimulut dan hidungnya membuat para tetangga takut sampai ia dipenjarakan. Ironisnya, saat ia bebas tujuh tahun kemudian, masyarakat sudah demam rokok.

Sebenarnya, biji tembakau – dibawa ke Spanyol dari Santo Domingo tahun 1559 dan ke Roma pada 1561 – mula-mula diperkenalkan sebagai tanaman hias obat. Ia pertama kali dibawa ke Eropa dari Florida tahun 1565 oleh Sir John Hawkins, pahlawan AL Inggris. Namun, baru 20 tahun kemudian budaya merokok dengan pipa mulai muncul di Inggris, yang akhirnya menyebar ke seluruh benua Eropa.

Rokok sigaret sebenarnya sudah ada sejak 1518, seperti milik masyarakat Aztec, Meksiko, yangmirip produk abad XX. Bedanya, tembakau rajangan sigaret Aztec dijejalkan ke dalam batang berlubang atau dibungkus daun, baiasanya jagung. Pada abad XVI, gelandangan Seville Spanyol, memunguti puntung-puntung ceruta yang terbuang, membongkar isinya, lalu melintingnya lagi dengan kertas koran. Cara irit itu ternyata ditiru kaum non gelandangan. Pekerjaan tangan itu mulai jarang dilakukan setelah ditemukan mesin pelinting sigaret pada awal tahun 1880-an.

Pada dekada I abad XVII, seluruh belahan dunia telah mengenal tembakau. Budi daya yang dilakukan john Rolfe, suami Pocahontas, di Jamestown tahun 1612 mendongkrak nilai ekonomi tembakau. Nilai daun tembakau terus meroket sampai di abad XVII dan awal XVII sempat menjadi alat tukar. Bayangkanlah, pajak utang, bahkan gaji pegawai negeri, tentara, dan pendeta, semuanya dapat dilunasi dengan daun tembakau. Namun, yang bertahan sampai kini, ya fungsi utama tadi : sebagai bahan baku rokok.

Sejarah Rokok di Indonesia

Dari segi bahan , rokok mempunyai beberapa istilah . Yang dimaksud dengan rokok atau sigaret adalah terbuat dari daun tembakau , dan kretek adalah rokok dengan aroma dan rasa cengkeh . Jadi rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun tembakau dan mempunyai campuran aroma dan rasa cengkeh . Masyarakat Jawa sebagai perokok pertama, juga mengenal istilah rokok putih , sebutan untuk rokok tanpa cengkeh ( Joglosemar , 2003 ) Ada pula istilah rokok klobot yang terbuat dari daun jagung kering yang diisi dengan daun tembakau murni dan cengkeh .
Haji Jamhari diyakini sebagai pencipta rokok kretek dan mempopulerkannya pada sekitar tahun 1880 . Rokok kretek buatannya sangat ampuh sebagai obat dengan racikan khas cengkeh dan tembakau . Haji Jamhari meninggal dunia pada tahun 1890 , ketika sejumlah warga Kudus mulai mengikuti jejaknya membuat dan menjual rokok kretek , yang waktu itu masih dibungkus daun jagung kering dan disebut rokok klobot sesuai istilahnya dari dulu sampai sekarang ( Jawa Pos , Kamis Legi, 28 Agustus 2003 , halaman 16 ). Adalah M . Nitisemito yang juga dipercaya sebagai penemu dari rokok kretek ( Joglo Semar , 2003 ) M Nitisemito berasal dari Kudus , sekitar 50 km arah timur Semarang , Jawa Tengah . Sekitar tahun 1906 , Nitisemito menderita batuk dan asma yang tak kunjung sembuh . Dikarenakan keputusasaan dalam menghadapi sakitnya , ia mencampur tembakau dicampur dengan cengkeh yang telah digiling dan dibungkus dengan daun jagung kering yang kemudian disebutnya sebagai rokok klobot . Nitisemito pun merasa sehat setelah merokok klobot tersebut dan bermaksud menularkan kebiasaannya tersebut secara luas kepada masyarakat .

Terlepas dari siapa yang menemukan rokok kretek untuk pertamakalinya , M Nitisemito adalah orang pertama yang memperdagangkan rokok kretek dengan kemasan dan diberi merek . Sebelumnya , Nitisemito hanyalah seorang priyayi yang senang merokok klobot sekaligus sebagai pedagang tembakau . Perkenalannya dengan dunia usaha rokok berawal dari pertemuannya dengan Nasilah , yang seorang pembuat dan penjual rokok klobot . Para pelanggannya adalah para buruh , penjaja , atau pedagang kaki lima dan sais dokar yang ada disekitar rumahnya .

Jalinan kerjasama antara Nitisemito dan Nasilah yang kemudian menjadi suami istri inilah merupakan titik balik sejarah industrialisasi rokok kretek di Indonesia . Dibawah bendera perusahaannya , NV Bal Tiga , Nitisemito menjual rokok kretek tersebut dengan merk Bal Tiga yang bermoto : “Djangan Loepa Saja Poenja Nama “( Jawa Pos, Kamis Legi , 28 Agustus 2003 , halaman 16 ). Inilah rokok kretek pertama di Indonesia yang dicetak dengan baik dan menggunakan merk . Namun nasib perusahaan Nitisemito tak semulus perkembangan rokok kretek ciptaannya . Perusahaannya mengalami bangkrut pada tahun 1953 , disebabkan karena ketidak mampuannya bersaing dengan pesaing yang semakin banyak menyusul tumbuh pesatnya industri rokok kretek ( Joglosemar , 2003 )

Selain Bal Tiga , tercatat merek lain yang muncul hampir bersamaan di Kudus . Pada tahun 1913 berdirilah perusahaan rokok Goenoeng dan Klapa yang didirikan oleh M Atmowijoyo . Namun M Atmowijoyo tidak mengubah usahanya menjadi sebuah industri seperti halnya yang dilakukan oleh M Nitisemito . Hingga saat ini , perusahaan yang memproduksi merek Goenoeng dan Klapa masih memproduksi rokok klobot yang dibuat dengan tangan dan diikat dengan tali rami ( Jawa Pos , Kamis Legi , 28 Agustus 2003 , halaman 16 )

Sejarah juga mencatat sejumlah perusahaan yang mengikuti jejak Nitisemito mendirikan industri rokok . Perusahaan rokok tersebut antara lain Nojorono yang didirikan tahun 1932 . Nojorono dibangun oleh Tjoa Kang Hay dan dua kakaknya yaitu Tan Tjiep Siang dan Tan Kong Ping dengan nama perusahaan Trio . Produk-produk yang dihasilkan antara lain adalah Astrokoro, 555, dan Kaki Tiga . Beberapa waktu kemudian Tjoa Kang Hay meninggalkan perusahaan Trio untuk kemudian bekerjasama dengan pengusaha dari Kudus yaitu Ko Djie Siong dan Tan Djing Dhay untuk mendirikan perusahaan Nojorono . Produk yang masih terkenal sampai saat ini adalah Minak Djinggo ( Jawa Pos , Kamis Legi , 28 Agustus 2003, halaman 16 )

Perkembangan pabrik rokok kretek pun lebih banyak berkembang di pulau Jawa . Tercatat beberapa pabrik rokok besar di pulau Jawa misalnya Djambu Bol yang didirikan tahun 1937 oleh Haji Roesjdi Ma’roef , Sukun , Jarum di Jawa Tengah serta Bentoel , Gudang Garam , dan Sampurna di Jawa Timur termasuk beberapa pabrik kecil lainnya misalnya Menara di Solo , Retjo Pentoeng di Kediri , atau Pompa di Semarang ( Kompas , 29 September 2000 ) Hal ini menunjukkan bahwa rokok merupakan lahan usaha yang berkembang pesat dan menjanjikan dalam bidang perekonomian , baik bagi pengusaha , maupun bagi pemerintah dengan pendapatan dari pajaknya .

Sejarah Dasi


Dasi, menurut Asosiasi Aksesori Leher Amerika, punya sejarahpanjang yang melilit perkembangannya. Sejak zaman batu pun aksesori di leher dan dada sudah ada, khususnya untuk memberi ciri pada kelompok pria dari strata tinggi.

Malah, pada masa Romawi kuno sudah dipakai kain untuk melindungi leher dan tenggorokan, khususnya oleh para jurubicara. Pada perkembangannya prajurit militer Romawi pun memakainya. Bukti dipakainya aksesori kain leher tampak pada patung batu di makam kuno, Xian, Tiongkok.



Aksesori leher terkenal lainnya muncul di masa Shakespeare (1564 - 1616), yakni "ruff". Kerah kaku dari kain putih itu bentuknya serupa piringan besar yang melingkari leher. Untuk mempertahankan bentuk, ruff sering dikanji. Lambat laun orang merasa ruff yang bertumpuk-tumpuk hingga mencapai ketebalan beberapa sentimeter mengakibatkan iritasi.

Lahirlah "cravat" pada masa pemerintahan Louis XIV tahun 1660-an. Namun, Kroasia lebih tepat disebut sebagai tanah asal dasi. Bahkan konon kata ini berasal dari nama negara Kroasia dalam bahasa setempat Hrvatska.

Ini sesuai penuturan Francoise Chaile dalam buku La Grande Historie de la Cravate (Flamarion, Paris, 1994). "... Sekitar tahun 1635, sekitar enam ribu prajurit dan ksatria datang ke Paris, yang disewa oleh Louis XIII dan Richelieu. Pakaian tradisional mereka amat menarik. Sehelai sapu tangan diikatkan di leher dengan cara khusus. Sapu tangan itu terbuat dari berbagai kain, dari yang serupa seragam, katun halus, hingga sutera. Gaya unik ini segera 'menaklukkan Perancis'. Apalagi cara ini lebih praktis ketimbang kerah kaku. Sapu tangan itu cuma diikat, dengan ujung-ujungnya dibiarkan lepas."

Maka disebutlah sapu tangan itu cravat, artinya "penduduk dari Kroasia".

Sebagaimana aksesori leher di zaman batu, keindahan cravat dan cara mengikatnya menunjukkan kelas si pemakai. Konon Beau Brummell (1778 - 1840), yang banyak mempengaruhi perkembangan mode, perlu waktu berjam-jam untuk mengikat cravat-nya.

Banyak buku teknik mengikat cravat diterbitkan. Salah satunya menampilkan 32 cara, meski kenyataannya ada lebih dari 100 cara yang resmi dikenal saat itu. Begitupun, ada saja orang yang ingin mengekspresikan kepribadian mereka dengan kreasi sendiri.

Selanjutnya muncul adab mengenakan cravat. Seseorang pantang menyentuh cravat orang lain. Kalau sampai terjadi, tindakan itu bisa berakibat fatal, yakni duel.

Bahkan takhayul pun berkembang di seputaran cravat. Konon saat Napoleon Bonaparte mengenakan cravat hitam yang dililitkan dua kali memutari leher, ia selalu menang perang. Celakanya, saat terjun di Waterloo ia memakai cravat putih. Akibatnya? Ia pun "jatuh".

Tahun 1860-an cravat dengan ujung yang panjang mulai menyerupai aksesori leher modern alias dasi. Ketika muncul mode kemeja berkerah, dasi disimpulkan di bawah dagu, ujung panjangnya terjuntai di depan kemeja. Sementara dasi berbentuk kupu-kupu baru populer tahun 1890-an.

Dengan kemajuan teknologi, kini dasi jadi makin beragam warna, desain, dan teksturnya. Alhasil, lebih dari 100 juta dasi menyerbu berbagai gerai dasi setiap tahun.

Pada tahun 2002 penyanyi asal Kanada, Avril Lavigne mempopulerkan pemakaian dasi secara casual bagi para remaja wanita.

Sejarah Batik Indonesia


Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Perkembangan Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.



Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.


Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Batik Pekalongan

Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.

Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.



Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.

Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Adapun motifnya antara lain batik Jlamprang diilhami dari Negeri India dan Arab, batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina, batik Pagi Sore oleh Belanda, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang
.




Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.

Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.
Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.

Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.

sumber:http://www.batikmarkets.com/batik.php

Sejarah Celana


* Pada 1980-an, nama merek dan desainer mulai mendapatkan popularitas dan penting dalam kebiasaan belanja konsumen. Ralph Lauren dan Calvin Klein, dua desainer masih populer saat ini, tumbuh di dunia mode dan memiliki banyak pengaruh terhadap gaya bisnis.

* Jeans datang asam dicuci, yang menciptakan cahaya, biru dan gaya dikelantang putih, dan sering robek atau sobek. Jeans diubah menjadi dipotong, santai lurus-kaki dan sering diborgol di bagian

bawah.

* Legging merupakan bagian utama dari mode perempuan. Legging melar, pas celana yang datang dalam berbagai warna dan sering dipotong di atas pergelangan kaki. Ini adalah bagian dari tren "tarian" yang menampilkan neon penghangat kaki berwarna dan baju ketat sebagai bagian dari fashion sehari-hari.

* Pada 1990-an melihat transformasi untuk pendekatan kasual terhadap fashion, bersama dengan pengaruh dari budaya hip hop.

Baggy jeans semua kemarahan, terutama bagi kaum pria. Pada akhir 1990-an, memeluk pinggul, celana jeans membesar mulai membuat comeback juga, tetapi tidak cukup sebagai ekstrem sebagai gaya lonceng bawah tahun 1970-an.

* Dalam pemberontakan dari sifat tradisional denim (dan kehadiran mereka di dalam lemari orang tua mereka), generasi muda beralih ke celana kargo, pilihan olahraga dan kain, seperticelana Dockers khaki. overall Denim yang dipakai oleh pemuda juga, sering meninggalkan satu hook depan dibatalkan untuk melihat benar-benar santai.

* Legging masih populer di kalangan perempuan dan dikenakan dengan baggy, kaus kebesaran dan t-shirt dan sepatu tenis sederhana. Tren ini mencapai puncaknya pada awal tahun sembilan puluhan, namun memudar dalam tahun kemudian dari dekade.

Tren Celana: 1970-an Tren Celana: 1970-an

1970-an melihat kelanjutan dari gerakan hippie dan perkembangan zaman disko, dua peristiwa budaya utama di Amerika Serikat. Fashion sangat dipengaruhi oleh acara musik dan gaya pakaian tetap eksentrik dengan warna-warna cerah dan desain bunga liar dan pola psychedelic. Gaya celana dekade ini tidak terkecuali.

* Bell dasar dilakukan melalui ke tujuh dan menjadi merek dagang dari dekade. Denim mendominasi siang hari sementara poliester mode disko didominasi malam, tetapi akhirnya beberapa bentuk celana dasar lonceng yang dikenakan oleh laki-laki dan perempuan, dan sering dipasangkan dengan sepatu platform.

* Hot celana juga tetap di tempat kejadian dan bahkan menjadi lebih populer dari sebelumnya. Perempuan memakai celana sangat pendek ini menunjukkan transformasi lengkap dari era konservatif awal tahun enam puluhan.

* Musik Disco juga membawa tentang "setelan waktu luang" klasik yang populer di kalangan laki-laki itu adalah perpaduan antara bisnis dan melihat tampilan kasual. Ini menampilkan jaket blazer-terinspirasi kasual dan celana polyester pencocokan, sering dalam warna terang atau pastel, atau mencetak kotak-kotak.

Tren Celana: 1960-an

Tahun 1960-an melihat banyak baru, gaya-melanggar konvensi sebagai masyarakat secara keseluruhan sedang menghadapi transisi dan perubahan. Perubahan drastis terlihat bahkan dalam dekade. Berikut adalah melihat beberapa highlights dari tren celana selama "enam puluhan berayun".

* Selama semester pertama tahun 1960-an, gaya konservatif masih dominan, dan perempuan jarang mengenakan celana kecuali dalam situasi yang sangat santai. Mereka tidak pernah diterima di sekolah atau di tempat kerja.

* Ketika perempuan itu memakai celana, mereka sering memakai Capris, celana pendek yang melanda tepat di atas pergelangan kaki.

* Kulot juga merek dagang dari dekade, yang kaki celana lebar yang jatuh tepat di bawah lutut. Ini sering melekat pada top sebagai pakaian lengkap, dan memiliki kaki celana lebar cukup bahwa mereka seringkali mirip rok.

* Bagian kedua dari tahun 1960-an menghadapi protes Vietnam War, Martin Luther King, Jr pembunuhan dan kerusuhan sosial. Hal ini menyebabkan transformasi dari adegan fashion, sebagai "hippies" datang ke dalam gambar.

* Bell celana bawah adalah sorot, dikenakan oleh laki-laki dan perempuan. Hal ini bisa ditemukan pada denim atau berwarna-warni mencetak liar, tapi semua fitur bukaan kaki menyala yang memberi bentuk lonceng besar. Ini terinspirasi jeans suar yang terlihat di mana-mana hari ini.

* "Celana Hot" juga membuat penampilan bagi perempuan di akhir tahun enam puluhan, yang sangat celana pendek dalam warna-warna cerah.

Tren Celana: 1950-an Tren Celana: 1950-an

1950-an dapat dicirikan dengan membawa banyak inovasi untuk pakaian santai dan merancang pakaian lebih feminin. Saat itu di dekade ini yang akhirnya dianggap tepat bagi perempuan untuk memakai celana sebagai pakaian kasual.

Mari kita lihat bagaimana celana berkembang di tengah abad 20:

* Pada tahun 1948, fashion desainer Eropa, Sonja de Lennart, ditemukan celana Capri (Capris) yang dikenal sebagai celana panjang, sekitar tiga-perempat selama celana.

* Pada tahun 1955, James Dean mengenakan jeans muncul dalam film "Rebel tanpa Penyebab" Sejak itu, biru jeans telah menjadi simbol pemberontakan,. Dan semua remaja Amerika mulai mengikuti tren denim itu. Sekitar saat ini ketika Levi Strauss mulai menjual nya jins Levi nasional.

* Setelah pasca ledakan bayi Perang Dunia II, tahun 1950-an memperkenalkan pasar baru - fashion remaja. generasi muda mulai mengenakan celana Capri, celana stretch dengan sanggurdi, dan celana pendek Bermuda.
celana pendek * yang dipakai saat berdandan di awal 1950-an. Namun, mereka mulai kehilangan popularitas mereka pada akhir dekade ini, kecuali dengan anak-anak yang sangat muda. Celana pendek juga dipakai sebagai pakaian kasual musim panas.

* The dekade 50-an adalah perubahan revolusioner dalam pakaian olahraga. Ski celana dengan sisipan elastis adalah salah satu inovasi industri olahraga utama.

Tren Celana: 1900's-1940- Tren Celana: 1900's-1940-

Sungguh menakjubkan bagaimana hanya satu abad dapat mengubah persepsi manusia terhadap fashion sangat drastis. Kata "celana" dianggap pantas di abad ke-19, tetapi pada abad ke-20 orang mulai menciptakan gaya baru celana dan menjadi lebih tepat bagi perempuan untuk mengenakan. Berikut adalah beberapa sejarah dari paruh pertama tahun 1900:

* Dari akhir abad 19 sampai tahun 1940-an, flanel laki-laki celana panjang celana dikenal sebagai tidak memiliki ukuran pinggang. Ada satu benar-benar cocok untuk semua orang. Celana ini diadakan dengan bantuan kawat gigi atau ikat pinggang dan tampak sangat longgar.

* Pada awal abad ke-20 perempuan mulai mengenakan celana panjang laki-laki diubah untuk pekerjaan luar. celana Pria juga populer dengan aviatrixes (perempuan penerbang). Gadis-gadis pit alis Wigan mengenakan celana untuk pekerjaan berisiko mereka dalam tambang batu bara. Mereka masih memakai rok di atas celana mereka karena masalah masyarakat ketidaksetujuan.

* Pada tahun 1900-an, aktris seperti Marlene Dietrich dan Katharine Hepburn sering difoto di celana, yang sangat dipengaruhi masyarakat Barat dengan membuat celana lebih dapat diterima oleh semua wanita.

* Selama Perang Dunia II, perempuan yang bekerja di pabrik dan melakukan pekerjaan industri lainnya mengenakan celana panjang. Dalam periode pasca-perang, celana diterima sebagai pakaian kasual untuk berkebun dan berbagai jenis kegiatan olahraga dan kegiatan rekreasi.

Awal Sejarah Celana Awal Sejarah Celana

Celana telah benar-benar menjadi lemari yang paling pokok di mana-mana dan favorit bagi umat manusia. Kita bisa lihat celana seperti celana panjang, keg, celana atau celana panjang, tetapi tidak mengubah pentingnya dampaknya terhadap sejarah kemanusiaan.

Mari saya menyoroti fakta yang paling menarik dan penting dalam sejarah awal celana ':

# Celana menjadi bagian dari dunia fashion setelah berkembang dari celana panjang sampai lutut pakaian ketat yang dikenakan dari pinggang ke lutut dengan stoking yang mencakup sisa kaki; celana pertama mendapat popularitas di 1760.

* Celana menjadi pakaian laki-laki standar yang lebih rendah-tubuh dalam abad the16th.

Nomaden Eurasia penunggang kuda seperti Scythians Iran, bersama dengan Achaemenid Persia, dianggap salah satu adapter celana awal.

Di Tiongkok kuno celana Chinos disebut dan hanya dikenakan oleh tentara.
Pelaut * diperkirakan telah memainkan peran sentral dalam penyebaran celana sebagai trend fashion di seluruh dunia. Pada abad 16-18, pelaut mengenakan celana panjang longgar cocok dikenal sebagai celana lebar. Pelaut juga yang pertama kali memakai jeans.

* Pada tahun 1860-an lutut celana yang dipakai ketika berburu dan golf.

* Celana pof Lady, celana perempuan yang terdiri dari rok pendek dan celana panjang longgar, pertama kali muncul di New York pada 1850. Mereka dikenakan kebanyakan oleh pasukan pembebasan perempuan dan sepeda perempuan.

Sejarah Pemantik/Mancis/Korek Gas


Pemantik/Mancis/korek gas ditemukan tahun 1816. Yang pertama lebih ringan disebut "Lampu Dobereiner's" (dinamakan setelah penciptanya, Johann Wolfgang Dobereiner). Tapi ia lebih ringan tidak menggunakan butana atau minyak sebagai bahan bakar, digunakan hidrogen. Perbedaan lain adalah bahwa ini korek api digunakan platinum sebagai katalis (digunakan untuk memulai perubahan kimia dari bahan bakar untuk api) daripada batu api, atau piezoelectric percikan.
perokok umum banyak digunakan cocok sampai batu apiPemantik/Mancis/korek gas menjadi lebih populer. Pada tahun 1908, batu api korek api cukup halus dan cukup kecil untuk muat di dalam saku. batu api khusus dibuat khusus untuk korek api masuk ke produksi massal saat ini. Jelas, batu api adalah sebagian kecil dari biaya platinum. Menggunakan platinum sebagai katalis memudar keluar dan flint mengambil tempatnya. Ini menyalakan kayu bakar yang akan menyalakan api yang memicu munculnya lebih ringan.
Pengembangan Pemantik/Mancis/korek gas dipercepat selama Perang Dunia I.
Pada 1920-an, korek api masih sedikit dari mewah bagi perokok. Ini akan menjadi kemunduran berat bagi rata-rata pekerja kerah biru yang merokok. Tapi ketika tahun 1930-an datang, seorang pria bernama George G. Blaisdell melihat sebuah Austria lebih ringan canggung yang memiliki ruang untuk perbaikan dan bertindak di atasnya.
Dia meningkatkan ergonomi kasus ringan, jadi itu tidak canggung untuk terus. Kemudian ia merancang sebuah kap berlubang untuk sumbu, yang terus tahan angin api ringan itu! Selain itu, ia memodifikasi ruang bahan bakar menjadi lebih efisien, dan menambahkan tutup flip-top berengsel. Dan voila! Zippo memasuki dunia Pemantik/Mancis/korek gas.
Setelah munculnya Zippo, perusahaan ringan lainnya mulai bermunculan. Semua kompetisi menyebabkan harga turun drastis. Korek api kemudian menjadi hal baru panas dan sangat tertagih. Ronson membuat mereka lebih ringan otomatis pertama pada akhir tahun 1920, tetapi tidak mendapatkan popularitas, sampai munculnya Zippo. Dunhill menjadi lebih agresif dalam produksi korek api mereka. St Dupont Pemantik/Mancis/korek gas ditambahkan ke baris produk-produk. Juga, Colibri mulai membuat Pemantik/Mancis/korek gas pertama mereka otomatis.
Bahan bakar yang digunakan di sebagian besar Pemantik/Mancis/korek gas pada 1930-an adalah nafta, cairan berminyak yang berasal dari minyak bumi. Pada 1930-40-an, sebuah inovasi tanah-melanggar ke ringan muncul. Sulit untuk mengatakan siapa dikandung dari ide, tapi korek api Ronson mulai memproduksi secara massal memproduksi yang digunakan butana sebagai bahan bakar, bukan nafta.
Suatu teknologi yang juga mulai berkembang cepat setelah Perang Dunia pertama - piezoelektrik. Seperti lebih ringan, piezoelektrik ditemukan pada awal 1800-an, namun potensi penuh itu hanya pertama kali menyadari pada tahun 1917, oleh ilmuwan Perancis. Ronson digunakan efek piezoelectric yang sama digunakan dalam mesin ini, untuk membuat sebuah alat penyala untuk Pemantik/Mancis/korek gas yang mengubah energi menjadi percikan listrik.
Sejak akhir 1950-an, ketika piezoelectric percikan diperkenalkan, korek api telah digunakan oleh hampir semua perokok. Sekarang, ada produsen ringan lebih dari sebelumnya. Ada juga banyak jenis api yang berbeda. Selain dari api alami, sekarang ada Pemantik/Mancis/korek gas yang menghasilkan api obor dan jet dan bahkan multi-api.
perokok Hari ini mungkin memilih jenis api yang berbeda sebagai masalah preferensi atau karena apa yang mereka merokok (pipa atau cerutu). Cigar perokok biasanya menggunakan korek api senter dan pipa perokok mungkin akan lebih memilih api alami lebih ringan.
sumber: http://www.articlesbase.com/education-articles/the-history-of-the-cigar-lighter-893973.html