Home » All posts
Wednesday, October 5, 2016
Sejarah Kota Bengkulu
October 05, 2016 opokerz
Putri Gading Cempaka adalah nama seorang putri kerajaan Bengkulu yang yang juga identik dengan propinsi ini dan juga sering orang menyebut dengan Bumi Rafflesia karena di propinsi ini ada bunga terbesar di dunia yaitu bunga Rafflesia Arnoldy di Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Rejang Rebong, dan Kepahyang.
Tempat Wisata sangat bagus di Bengkulu, ada Benteng Marlborough peninggalan Inggris pada abad 16an, Pantai Panjang, Danau Dendam Taksudah, Pantai Zakat, Tapak Paderi dan Wisata sejarah lainnya seperti makam Sentot Ali Basah dll.
Bengkulu merupakan kota yang kecil, hanya dengan kurang lebih 2 jam kita telah dapat mengelilingi kota Bengkulu, pantai panjangnya merupakan salah satu pantai terindah di Indonesia
Kota Bengkulu sangat bagus dijadikan kota wisata, dan Kota Pelajar karena kota ini tenang dan indah... keramahan penduduk Bengkulu dapat dilihat dari lagu dan tari-tariannya. Pestival Tabot setiap tahun merupakan gambaran gotong royong dan kebersamaan di Bengkulu
Sejarah Kota Palembang
October 05, 2016 opokerz
Batu-bersurat (prasasti) itu ditemukan oleh Controleur Batenberg di tepi sungai Kedukan Bukit, yakni diantara Bukit Seguntang dengan Situs Karanganyar pada tahun 1926 dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Melayu kuno. Prasasti tersebut oleh penduduk kampung Kedukan Bukit waktu itu dijadikan semacam tumbal bila akan mengikuti lomba Bidar, yakni dengan cara meletakkan di haluan Bidar yang akan diperlombakan. Konon, Bidar atau Perahu yang digentoli dengan batu “sakti-bertuah” itu senantiasa menang berlomba. Kemudian Batu-bersurat Kedukan Bukit itu ditelaah oleh para pakar sejarah dan kebudayaan, diantaranya Prof. M. Yamin yang menyatakan, itulah proklamasi (penggalian/pemindahan) ibukota Sriwijaya (dari tempat lain) ke Bukit Seguntang.
Prasasti Kedukan Bukit itu berbunyi sebagai berikut:
(1) Swasti cri cakawarsatita 605 ekadaci cu (2) klapaksa wulan waicakha dapunta hiyang nayik di (3) samwau manalap siddhayatra disaptami cuklapaksa (4) wulan jyesta dapunta hiyang marlapas dari Minanga (5) Tamvan mamawa yam wala dualaksa danan koca (6) duaratus cara di samwau danan jalan sariwu (7) tluratus sapulu dua wannakna datam di Mukha Upang (8) Sukhacitta di pancami cuklapaksa wulan (9) laghu mudita datam marwuat wanua (10) Criwijava siddhayatra subhiksa.
[Bacaan Prof. Poerbacaraka, G. Coedes, Prof. Dr. Ph.S. Van Ronkel Dr. Buchari, Prof. Slametmulyana]
Kota Palembang juga dipercayai oleh masyarakat melayu sebagai tanah leluhurnya. Karena di kota inilah tempat turunnya cikal bakal raja Melayu pertama yaitu Parameswara yang turun dari Bukit Siguntang. Kemudian Parameswa meninggalkan Palembang bersama Sang Nila Utama pergi ke Tumasik dan diberinyalah nama Singapura kepada Tumasik. Sewaktu pasukan Majapahit dari Jawa akan menyerang Singapura, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Malaka disemenanjung Malaysia dan mendirikan Kerajaan Malaka. Beberapa keturunannya juga membuka negeri baru di daerah Pattani dan Narathiwat (sekarang wilayah Thailand bagian selatan). Setelah terjadinya kontak dengan para pedagang dan orang-orang Gujarat dan Persia di Malaka, maka Parameswara masuk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah.
Berbicara mengenai asal usul kota Palembang, memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan kerajaan Sriwijaya, yang pernah menjadikan kota Palembang sebagai ibukotanya. Kejayaan Sriwijaya seolah-olah diturunkan kepada Kesultanan Palembang Darusallam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani dikawasan Nusantara. Palembang pernah berfungsi sebagai pusat kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 (tahun 683 Masehi) hingga sekitar abad ke-12 di bawah Wangsa Sailendra/Turunan Dapunta Salendra dengan Bala Putra Dewa sebagai Raja Pertama. Pada abad ke-17 kota Palembang menjadi ibukota Kesultanan Palembang Darussalam yang diproklamirkan oleh Pangeran Ratu Kimas Hindi Sri Susuhanan Abdurrahman Candiwalang Khalifatul Mukminin Sayidul Iman (atau lebih dikenal Kimas Hindi/Kimas Cinde) sebagai sultan pertama (1643-1651), terlepas dari pengaruh kerajaan Mataram (Jawa). Tanggal 7 Oktober 1823 Kesultanan Palembang dihapuskan oleh penjajah Belanda dan kota Palembang dijadikan Komisariat di bawah Pemerintahan Hindia Belanda (kontrak terhitung 18 Agustus 1823), dengan Commisaris Sevenhoven sebagai pejabat Pemerintah Belanda pertama. Kemudian kota Palembang dijadikan Gameente/haminte berdasarkan stbld. No. 126 tahun 1906 tanggal 1 April 1906 hingga masuknya Jepang tanggal 16 Februari 1942. Palembang Syi yang dipimpin Syi-co (Walikota) berlangsung dari tahun 1942 hingga kemerdekaan RI. Berdasarkan keputusan Gubernur Kdh. Tk. I Sumatera Selatan No. 103 tahun 1945, Palembang dijadikan Kota Kelas A. Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 948, Palembang dijadikan Kota Besar. Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 1965, Palembang dijadikan Kotamadya. Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tanggal 23 Juli 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, Palembang dijadikan Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang.
sumber : http://infokito.wordpress.com/2007/07/15/mengenal-kota-palembang/
Sejarah Kota Lampung
October 05, 2016 opokerz
Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten.Putra mahkota Banten, Sultan Haji, menyerahkan beberapa wilayah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa kepada Belanda. Di dalamnya termasuk Lampung sebagai hadiah bagi Belanda karena membantu melawan Sultan Ageng Tirtayasa.
Permintaan itu termuat dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat bertanggal 12 Maret 1682 itu isinya, Saya minta tolong, nanti daerah Tirtayasa dan negeri-negeri yang menghasilkan lada seperti Lampung dan tanah-tanah lainnya sebagaimana diinginkan Mayor/ Kapten Moor, akan segera serahkan kepada kompeni.
Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung.
Akan tetapi, upaya menguasai pasar lada hitam Lampung kurang memperoleh sambutan baik. Pada 21 November 1682 VOC kembali ke pulau Jawa hanya membawa 744.188 ton lada hitam seharga 62.292,312 gulden.
Dari angka itu dapat disimpulkan bahwa Lampung kala itu dikenal sebagai penghasil lada hitam utama. Lada hitam pula yang mengilhami berbagai negara Eropa ambil bagian dalam konstelasi politik Nusantara kala itu. Penguasaan sumber rempah-rempah dunia berarti menguasai perdagangan dunia-dan tentu saja wilayah.
Kejayaan Lampung sebagai sumber lada hitam pun mengilhami para senimannya sehingga tercipta lagu Tanoh Lada. Bahkan, ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi pada 18 Maret 1964, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun, sayang saat ini kejayaan tersebut telah pudar.
Sejarah Tapanuli Tengah
October 05, 2016 opokerz
Pada tanggal 15 Oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera Mr. T. Mohd. Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah Otonom setingkat di wilayahnya pada pemerintahan daerah kepada masing-masing Residen.
Gubernur Tapanuli Sumatera Timur dengan Keputusan Nomor 1 Tahun 1946 mengangkat dan mengukuhkan Z.A. Glr Sutan Komala Pontas sebagai Bupati/Kepala Luhak Tapanuli Tengah. Sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Timur tanggal 17 Mei 1946 Kota Sibolga dijadikan sebagai Kota Administratif yang dipimpin oleh seorang Walikota dan pada saat itu dirangkap oleh Bupati Kabupaten Sibolga (Tapanuli Tengah) yaitu Z.A. Glr Sutan Komala Pontas. Luas wilayah Kota Administratif Sibolga ditetapkan dengan Ketetapan Residen Tapanuli Nomor 999 Tahun 1946.
Pada tahun 1946 di Tapanuli Tengah mulai dibentuk Kecamatan untuk menggantikan sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling pada masa Pemerintahan Belanda. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai Daerah Otonom dipertegas oleh Pemerintah dengan Undang-undang Nomor 7 Drt 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah tanggal 24 Agustus 1945.
Dalam perjalanan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah telah silih berganti Kepala Daerahmulai dari Z.A. Glr Sutan Komala Pontas (1945 – 1946), Prof. Mr. M. Hazairin (1946 – 1946), A. M. Djalaluddin (1946 – 1947), Mangaraja Sori Muda (1947 – 1952), Ibnu Sa’adan (1952 – 1954), Raja Djundjungan (1954 – 1958), Matseh Glr. Kasayangan (1958 – 1959), M. Samin Pakpahan (1959 – 1965), S.S. Paruhum Stn. Singengu (1965 – 1967), Ridwan Hutagalung (1967 – 1975), Bangun Siregar (1975 – 1980), Lundu panjaitan, SH (1980 – 1985), H. Abd. Wahab Dalimunthe, SH (1985 – 1990), Drs. Amrun Daulay (1990 – 1995), Drs. Panusunan Pasaribu (1995 – 2001), Drs. Tuani Lumbantobing (2001 – 2006), Drs. Rudolf Pardede, sebagai Penjabat (2006), Drs. Tuani Lumbantobing (2006 – Sekarang).
Sejarah Kondom
October 05, 2016 opokerz
Sekitar tahun 1000 sebelum Masehi orang Mesir kunomenggunakan linen sebagai sarung penganan untuk mencegah penyakit.
Pada tahun 100 sampai tahun 200 Masehi bukti awal daripemakaian kondom diEropa datang dari lukisan berupa pemandangan gua di Combrelles, Prancis.
Tahun 1500-an untuk pertama kali dipublikasikan deskripsi dan pencobaan alat
mencegah penyakit berupa kondom di Italia. Ketika itu Gabrielle Fallopius
mengklaim menemukan sarung terbuat dari bahan linen dan itu diuji coba pada
1.100 lelaki sebagai kondom. Dari percobaan itu tak satu pun dari mereka
yang terinfeksi penyakit sifilis. Penemuan membuktikan bahwa kain linen itu
bermanfaat mencegah infeksi. Tetapi, di kemudian hari kondom dikenal sebagai
alat mencegah kehamilan. Itu diawali dari percobaan terhadap kain linen yang
dibasahi dengan cairan kimia tahun 1500-an. Ketika linen direndam dalam
cairan kimia kemudian dikeringkan dan dikenakan pria maka kain itu bisa
mematikan sperma.
Tahun 1700-an, kondom dibuat dari usus binatang. Perubahan bahan itu membuat
harga kondom menjadi lebih mahal dibanding dengan kondom dari bahan linen.
Ketika itu kondom dikenal sebagai 'baju baja melawan kesenangan dan jaring
laba-laba mencegah infeksi.' Kondom tipe itu dipakai secara berulang.
Tahun 1894, Goodyear dan Hancock mulai memproduksi kondom secara massal
terbuat dari karat yang divulkanisasi untuk membalikkan karet kasar ke
elastisitas yang kuat. Tahun 1861 untuk pertama kali kondom dipublikasikan
di Amerika Serikat di surat kabar The New York Times. Tahun 1880 kondom
dibuat dari lateks, tetapi pemakaiannya secara luas baru tahun 1930-an.
Tahun 1935 sebanyak 1.5 juta kondom diproduksi setiap hari di Amerika
Serikat.
Kemudian tahun 1980-an dan 1990-an pasaran kondom di Amerika Serikat
didominasi pabrik kondom setempat. Baru tahun 1987 kondom produksi Jepang
dengan merek Kimono memasuki pasar Amerika. Kondom tersebut lembut tipis dan
iklannya pun menekankankan bahwa kesenangan sama pentingnya dengan
pencegahan.
Tahun 1990-an muncul beragam jenis kondom dan juga untuk pertama kali
tersedia kondom polyurethane. Tahun 1993 produksi tahunan kondom lateks
mencapai 8,5juta miliar.
Sejarah Rokok
October 05, 2016 opokerz
Demikianlah mereka hendak mengatakan, betapa lamanya tembakau dan manusia telah bersahabat. Memang, tahun 1 SM penduduk asli Amerika telah merokok, mengunyah, dan mencium daun tembakau. Bahkan di tahun 1 M, tembakau bisa ditemukan di hampir seluruh Amerika.
Diduga pula, istilah tobago – yang semula nama sejenis pipa rokok masyarakat Indian di Karibia – terpeleset menjadi tobacco atau temabakau dalam bahasa kita. Sedangkan sigaret bisa jadi berasaldari istilah Indian Maya sik’ar yang artinya merokok. Suku ini diketahui sudah merokok pada tahun 600 – 1.000. Ini berdasar peninggalan berupa bejana tanah liat dari sebelum abad XI di Uaxactun, Guatemala. Di permukaannya adalah gambar orang Indian Maya merokok lintingan daun tembakau.
Tembakau pun “keluar” dari benua Amerika saat 12oktober 1492 Cristobal Colon atau Columbus dan awaknya mendarat untuk pertama kali di pantai P. Watling, Amerika Tengah. Mengira dewa,menurut jurnal Columbus, “Penduduk asli Arawak mempersembahkan buah-buahan, tombak kayu dan sejenis daun kering yang berbau aneh. “Sekembali ke kapal mereka memakan buah-buahan tapi ... daun kering itu dibuang.
Namun, siapakah penemu roko? Namanya Rodrigo deJeres dan Luis de Torres. November 1492, di Kuba mereka melaporkan, penduduk asli membungkus tembakau kering dengan daun palem atau jagung, menyalakan salah satu ujungnya lalu mengisap asapnya. Jerez pun meniru. Mungkin dialah perokok pertamabukan asli Amerika. Kebiasaannya berlanjut pulang ke Spanyol. Malang, kepulan asap darimulut dan hidungnya membuat para tetangga takut sampai ia dipenjarakan. Ironisnya, saat ia bebas tujuh tahun kemudian, masyarakat sudah demam rokok.
Sebenarnya, biji tembakau – dibawa ke Spanyol dari Santo Domingo tahun 1559 dan ke Roma pada 1561 – mula-mula diperkenalkan sebagai tanaman hias obat. Ia pertama kali dibawa ke Eropa dari Florida tahun 1565 oleh Sir John Hawkins, pahlawan AL Inggris. Namun, baru 20 tahun kemudian budaya merokok dengan pipa mulai muncul di Inggris, yang akhirnya menyebar ke seluruh benua Eropa.
Rokok sigaret sebenarnya sudah ada sejak 1518, seperti milik masyarakat Aztec, Meksiko, yangmirip produk abad XX. Bedanya, tembakau rajangan sigaret Aztec dijejalkan ke dalam batang berlubang atau dibungkus daun, baiasanya jagung. Pada abad XVI, gelandangan Seville Spanyol, memunguti puntung-puntung ceruta yang terbuang, membongkar isinya, lalu melintingnya lagi dengan kertas koran. Cara irit itu ternyata ditiru kaum non gelandangan. Pekerjaan tangan itu mulai jarang dilakukan setelah ditemukan mesin pelinting sigaret pada awal tahun 1880-an.
Pada dekada I abad XVII, seluruh belahan dunia telah mengenal tembakau. Budi daya yang dilakukan john Rolfe, suami Pocahontas, di Jamestown tahun 1612 mendongkrak nilai ekonomi tembakau. Nilai daun tembakau terus meroket sampai di abad XVII dan awal XVII sempat menjadi alat tukar. Bayangkanlah, pajak utang, bahkan gaji pegawai negeri, tentara, dan pendeta, semuanya dapat dilunasi dengan daun tembakau. Namun, yang bertahan sampai kini, ya fungsi utama tadi : sebagai bahan baku rokok.
Sejarah Rokok di Indonesia
Dari segi bahan , rokok mempunyai beberapa istilah . Yang dimaksud dengan rokok atau sigaret adalah terbuat dari daun tembakau , dan kretek adalah rokok dengan aroma dan rasa cengkeh . Jadi rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun tembakau dan mempunyai campuran aroma dan rasa cengkeh . Masyarakat Jawa sebagai perokok pertama, juga mengenal istilah rokok putih , sebutan untuk rokok tanpa cengkeh ( Joglosemar , 2003 ) Ada pula istilah rokok klobot yang terbuat dari daun jagung kering yang diisi dengan daun tembakau murni dan cengkeh .
Haji Jamhari diyakini sebagai pencipta rokok kretek dan mempopulerkannya pada sekitar tahun 1880 . Rokok kretek buatannya sangat ampuh sebagai obat dengan racikan khas cengkeh dan tembakau . Haji Jamhari meninggal dunia pada tahun 1890 , ketika sejumlah warga Kudus mulai mengikuti jejaknya membuat dan menjual rokok kretek , yang waktu itu masih dibungkus daun jagung kering dan disebut rokok klobot sesuai istilahnya dari dulu sampai sekarang ( Jawa Pos , Kamis Legi, 28 Agustus 2003 , halaman 16 ). Adalah M . Nitisemito yang juga dipercaya sebagai penemu dari rokok kretek ( Joglo Semar , 2003 ) M Nitisemito berasal dari Kudus , sekitar 50 km arah timur Semarang , Jawa Tengah . Sekitar tahun 1906 , Nitisemito menderita batuk dan asma yang tak kunjung sembuh . Dikarenakan keputusasaan dalam menghadapi sakitnya , ia mencampur tembakau dicampur dengan cengkeh yang telah digiling dan dibungkus dengan daun jagung kering yang kemudian disebutnya sebagai rokok klobot . Nitisemito pun merasa sehat setelah merokok klobot tersebut dan bermaksud menularkan kebiasaannya tersebut secara luas kepada masyarakat .
Terlepas dari siapa yang menemukan rokok kretek untuk pertamakalinya , M Nitisemito adalah orang pertama yang memperdagangkan rokok kretek dengan kemasan dan diberi merek . Sebelumnya , Nitisemito hanyalah seorang priyayi yang senang merokok klobot sekaligus sebagai pedagang tembakau . Perkenalannya dengan dunia usaha rokok berawal dari pertemuannya dengan Nasilah , yang seorang pembuat dan penjual rokok klobot . Para pelanggannya adalah para buruh , penjaja , atau pedagang kaki lima dan sais dokar yang ada disekitar rumahnya .
Jalinan kerjasama antara Nitisemito dan Nasilah yang kemudian menjadi suami istri inilah merupakan titik balik sejarah industrialisasi rokok kretek di Indonesia . Dibawah bendera perusahaannya , NV Bal Tiga , Nitisemito menjual rokok kretek tersebut dengan merk Bal Tiga yang bermoto : “Djangan Loepa Saja Poenja Nama “( Jawa Pos, Kamis Legi , 28 Agustus 2003 , halaman 16 ). Inilah rokok kretek pertama di Indonesia yang dicetak dengan baik dan menggunakan merk . Namun nasib perusahaan Nitisemito tak semulus perkembangan rokok kretek ciptaannya . Perusahaannya mengalami bangkrut pada tahun 1953 , disebabkan karena ketidak mampuannya bersaing dengan pesaing yang semakin banyak menyusul tumbuh pesatnya industri rokok kretek ( Joglosemar , 2003 )
Selain Bal Tiga , tercatat merek lain yang muncul hampir bersamaan di Kudus . Pada tahun 1913 berdirilah perusahaan rokok Goenoeng dan Klapa yang didirikan oleh M Atmowijoyo . Namun M Atmowijoyo tidak mengubah usahanya menjadi sebuah industri seperti halnya yang dilakukan oleh M Nitisemito . Hingga saat ini , perusahaan yang memproduksi merek Goenoeng dan Klapa masih memproduksi rokok klobot yang dibuat dengan tangan dan diikat dengan tali rami ( Jawa Pos , Kamis Legi , 28 Agustus 2003 , halaman 16 )
Sejarah juga mencatat sejumlah perusahaan yang mengikuti jejak Nitisemito mendirikan industri rokok . Perusahaan rokok tersebut antara lain Nojorono yang didirikan tahun 1932 . Nojorono dibangun oleh Tjoa Kang Hay dan dua kakaknya yaitu Tan Tjiep Siang dan Tan Kong Ping dengan nama perusahaan Trio . Produk-produk yang dihasilkan antara lain adalah Astrokoro, 555, dan Kaki Tiga . Beberapa waktu kemudian Tjoa Kang Hay meninggalkan perusahaan Trio untuk kemudian bekerjasama dengan pengusaha dari Kudus yaitu Ko Djie Siong dan Tan Djing Dhay untuk mendirikan perusahaan Nojorono . Produk yang masih terkenal sampai saat ini adalah Minak Djinggo ( Jawa Pos , Kamis Legi , 28 Agustus 2003, halaman 16 )
Perkembangan pabrik rokok kretek pun lebih banyak berkembang di pulau Jawa . Tercatat beberapa pabrik rokok besar di pulau Jawa misalnya Djambu Bol yang didirikan tahun 1937 oleh Haji Roesjdi Ma’roef , Sukun , Jarum di Jawa Tengah serta Bentoel , Gudang Garam , dan Sampurna di Jawa Timur termasuk beberapa pabrik kecil lainnya misalnya Menara di Solo , Retjo Pentoeng di Kediri , atau Pompa di Semarang ( Kompas , 29 September 2000 ) Hal ini menunjukkan bahwa rokok merupakan lahan usaha yang berkembang pesat dan menjanjikan dalam bidang perekonomian , baik bagi pengusaha , maupun bagi pemerintah dengan pendapatan dari pajaknya .


